Artikel ini disadur dari INVESTOR.ID
Prinsip keberlanjutan kini menjadi kebutuhan mendesak bagi berbagai industri untuk menjaga keseimbangan lingkungan di masa depan. Salah satu langkah nyata yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengadopsi energi terbarukan, seperti tenaga surya, untuk operasional mereka. Dengan memanfaatkan energi bersih, perusahaan tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga berkontribusi pada target global net zero emission.
Salah satu perusahaan manufaktur bata ringan, PT Superior Prima Sukses Tbk (BLES), mulai melakukan transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan tanda tangan nota kesepahaman (MoU) dengan Suryanesia untuk mengintegrasikan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di pabrik-pabriknya. Tahap awal pemasangan Solar Panel akan dimulai di pabrik Lamongan Jawa Timur, dan Sragen Jawa Tengah selanjutnya diikuti pabrik di lokasi lainnya.
Direktur PT Centra Multi Suryanesia, Rheza Roswell Adhihusada, menyampaikan, kolaborasi dengan BLES dilakukan dengan memanfaatkan solusi Solar-as-a-Service (SaaS) yang didesain untuk mendukung pelaku usaha memanfaatkan energi bersih tanpa investasi di awal.
Rheza berharap inisiatif ini akan menjadi inspirasi bagi perusahaan manufaktur lainnya untuk turut berkontribusi dalam pengurangan emisi.
“Kami mengapresiasi langkah strategis PT Superior Prima Sukses Tbk yang telah menjadi pelopor penggunaan energi surya di sektor industri manufaktur bata ringan. Tentunya kami berharap dalam jangka panjang, inisiatif ini akan memberi dampak positif yang nyata bagi BLES dan lingkungan serta turut berkontribusi dalam upaya dekarbonisasi Indonesia,” ungkap Rheza.
Direktur Produksi BLES, Hendra Widodo, memaparkan jika perusahaan tidak hanya fokus pada inovasi produk, tetapi juga pada tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber daya pendukung, BLES berharap dapat menjadi pelopor industri bahan bangunan yang ramah lingkungan di Indonesia.
“Implementasi solar panel di pabrik BLES adalah bagian strategis jangka panjang yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi energi, dan mendukung program pemerintah menuju net zero emission 2060,” jelas Hendra.
Henrianto, menambahkan selain mendukung program pemerintah, perusahaan berharap memberikan dampak positif jangka panjang bagi masyarakat.
“Pemasangan solar panel ini tidak hanya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan meningkatkan kualitas udara, tetapi juga membuka peluang investasi energi hijau untuk kesejahteraan keberlanjutan," jelas Henri.
Total kapasitas solar panel yang akan terpasang di pabrik BLES mencapai 3,2 Mega Watt (MW). Secara keseluruhan, solar panel ini akan memasok sekitar 20% dari total kebutuhan energi di masing-masing pabrik.